Eyang Suro

Eyang Suro
Muhamad Masdan lahir pada 1869 di daerah Gresik (Jawa Timur). Kelak kemudian putra tertua Ki Ngabehi Soeromihardjo ini dikenal dengan dengan nama Ki Ageng Hadji Ngabehi Soerodiwirdjo (Eyang Suro).

Senin, 14 Januari 2013

ULUK SALAM PERSAUDARAAN SETIA HATI.(SH)

Jurus 25 (dua puluh lima)/ Minangkabau 1 Kucingan Merupakan isyarat memberikan doa harapan selamat sudah barang tentu, dimaksud dengan doa harapan selamat ialah doa harapan selamat lahir dan batin. Dalam pemberian salam menunjukkan keakraban kehalusan budi, karenakan suka menghargai harkat, martabat terhadap orang lain tanpa membedakan status sosial apapun. Dalam gerak langkah jurus 25 (dua puluh lima) dimulai dengan, membungkuk merendahkan tubuh sambil menyentuh tanah, berputar kekiri dan kekanan. Gerakan membungkuk merendahkan tubuh ini mengandung arti makna merendah diri.
Dalam jurus 25 (dua puluh lima) salah satu isi dari PANCA PRASETYA Persaudaraan Setia Hati. yakni pada No 4 (Empat) Sungguh –sungguh saya akan merendah hati dan menjauhkan dari watak sombong. memperingatkan kita pada lingkungan sekitar kita yang terdekat. Janganlah sekali–kali meninggalkan dan melupakan lingkungan disekitar kita yang terdekat, karena sewaktu kita membutuhkan uluran tangannya.
Menunjuk'kan kebersamaan jiwa dankeluruhan budi seseorang. karena orang itu tahu berterima kasih atas kebaikan orang lain, sementara itu sudahkah kita berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menghidupi dan memberi sehari–hari.
jurus 12 (sebelas)/ Cimande IV: memberi salam pada orang yang sedang dihadapi secara langsung. Dalam keadaan biasa, apabila kita bertemu dengan seorang yang baru kita kenal. Tentu kita saling memberi salam dan dan menunjuk orang yg sedang di hadapi tanpa ada rasa permusuhan dan kembali ke Sanubari. tidak hanya terbatas pada kawan saja. Kepada siapapun yang sedang dihadapi secara langsung, meskipun lawan sekalipun. Pada lawanpun kita harus mengharapkan keselamtan lahir atau batin.
Jurus 25 yang di rangkaikan dengan jurus 12 sebagai Uluk salam dalam pemulaan Sambung, Uluk salam merupakan Isyarat Memberikan Do'adan harapan (Selamat) Lahir dan Batin. 


(Majelis Kerohanian Pengurus Besar Persaudaraan Setia Hati, bimbingan mental Spiritual Tuntunan V oleh Bpk. Slamet Danoedinoto. Semarang28 Juni 1974)

Rumpun Setia Hati



 Pada dasarnya SH memang hanya satu Yaitu  SH di Jl Gajah Mada No 41 Kota Madiun, yang kemudian dikenal sebagai SH Panti itu. Panti itu merujuk pada rumah yang dulunya adalah kediaman Ki Ngabehi Surodiwiryo atau Eyang Suro, pendiri ajaran SH. Jadi, bisa dikatakan SH yang asli itu ya SH Panti. Dan warga SH asli digembleng di tempat itu.
Sedangkan SH lainnya, seperti SH Terate, SH Tunas Muda, SH Organisasi, ESHA Singapore Dan SH yg laen itu didirikan oleh Beliau Beliau yang awalnya juga mengenyam ilmu SH di Panti. Bisa juga disebut sebagai SH turunan. atau Masih dalam Rumpun Setia Hati
Berikut adalah Rumpun Rumpun Setia Hati :

1. Persaudaraan Setia Hati (Panti) pendiri : Ki Ng Surodiwiryo tahun : 1903 di surabaya
keterangan : SH ini tdk berorganisasi tp masuk paguyuban,SH ini bisa disebut SH induk / sumber dr semua SH. dan perlu di ketahui sh ini masih ada dan aktif. dan secara ekplisit tdk ada lambang. Alamat Jl Gajah Mada No 41, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

2. Setia Hati Tuhu Tekad.(SHTT) pendiri : Raden Singgih tahun : 1918 di madiun  nama awal SH ini adalah Suci Hati lalu saat masuk IPSI namanya dirubah mnjadi SHTT.  SH yg satu ini secara keilmuan tdk ada hubungan sama sekali dgn SH Eyang Suro . Padepokan SHTT berpusat di Ds.Sewulan  Kec Dagangan Kab.Madiun

3. Persaudaraan Setia Hati Terate pendiri : Ki hardjo utomo tahun : 1922 di Pilang Bango Madiun Di awal perintisannya, perguruan pencak silat yang didirikan Ki Hadjar ini diberi nama Setia Hati Pencak  Sport Club (SH PSC) 1942 berganti nama lagi menjadi Seti Hati Terate. Kabarnya, nama ini merupakan inisiatif Soeratno Soerengpati, siswa Ki Hadjar yang juga tokoh perintis kemerdekaan berbasis Serikat Islam. pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.

4. Persaudaraan Setia Hati (SHO) pendiri : Ki Munandar Haryo Wiyoto& 50 kadhang setia hati. tahun : 1932 di Semarang. Organisasi Persaudaraan Setia Hati dalam perjalanan waktu awalnya bernama SHO (Setia Hati Organisasi) Selanjutnya pada tahun 1972 Bapak Munandar Hardjowijoto sebagai Ketua Umum dimana pada periode inilah SHO diganti namanya menjadi Persaudaraan Setia Hati (SH)

5. Persatuan Seni Silat Setia Hati (ESHA) pendiri : Kang Jasman tahun : 1939 di singapore
Nama Seni silat ESHA ini adalah dari singkatan Nama Asalnya SETIA HATI (SH) di tanah jawa logat bahasa mereka menyebuthuruf  S = ES, H= HA. maka dengan hal demikian perguruan ini di namakan ESHA.
pada saat Kang Munaji (Beliau adalah anak turun YUDONEGORO pengawal P.DIPONEGORO yg tinggal di wonosobo jawa tengah indonesia. adik kandung alm.jend Kunkamdani generasi ke 2 murid eyang Suro diwiryo  murid dari  eyang Munandar )menjadi utusan khusus presiden SOEKARNO untuk berjuang didaratan malaya. Pada akhirnya beliau bertemu dgn kang JASMAN/ wak JASMAN, wak jasman seorang polisi pemerintah malaysia, kang MUNAJI saat itu seorang tahanan politik dan terjadilah pengangkatan saudara,dg pengekalan pembentukan jurus gaduh Setia Hati esha/ ezhar,yang terdiri dari 7 jurus dan 13senaman jurus, yg mengandung semua permainan pencak  silat Setia Hati.

6. Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun. pendiri : R.D.H Suwarno tahun : 1966 di Madiun. Pada tanggal 15 Oktober 1965, Kami ( Soewarno ) merasa terpanggil untuk bergerak ( mengaktifieer ) kegiatan – kegiatan “S-H “(membentuk Organisasi SH baru sebagai Wadah Para Anggota Muda)  KARENA Sejak tahun 1964, “ S-H “ mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini disebabkan tidak lain karena keadaan juga, sebagian besar Saudara – saudara “ S-H “ sudah banyak yang lanjut usia ( tua ), ditambah dengan makin berkurangnya penerimaan Saudara baru. Banyak saudara “ S-H “ yang sudah sepuh satu per satu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara “ S-H “, dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yang demikian dibiarkan terus – menerus maka “ S-H “ lambat laun akan mengalami kepunahan.
SETIA HATI MENDIDIK MANUSIA UNTUK TAU BENAR  DAN SALAH , UNTUK BERBUDI LUHUR DAN TERUTAMA UNTUK TDK MENGINGKARI HATI
SALAM SETIA HATI