Melihat lebih luas pada
hamparan pemikiran yang realistis.Saya meyakini
falsafah sesepuh SH :Sekeras-kerasnya hati dan pribadi seseorang akan
luluh juga jika di hadapi dengan kelembutan dan kasih sayang.
Tapi
dimanakah falasafah ini sekarang berada ?di dalam hati sering datang
danpergi,Nafsu ingin membunuhsering menghampiri…karena kenyataan
dalam hidup ini.kalau tidakdiserang yang diserang,kalau menghindar itu
butuhkesabaran,kalau tidakmenghindar pasti akan
berlawanan……sebenarnyasikap seperti apa yang paling bijaksana sebagai
seorang pesilat ketika menghadapi setiap permasalahan?
Saya coba untuk menterjemahkannya dengan segenap kemampuan ,walau ini tidak cukup untuk melampiaskan rasa jengkel.
Tanpa mengurangi rasa
hormat saya, terhadap para pendahulu ilmu beladiri,serta apa
yangdiajarkan mereka, saya mencoba menulis apa yang saya bisa artikan
sampai saat ini. Lagi pula, saya hanyalah manusia dalam perjalanan.
Pertama adalah
saya sering kali mendengar banyak sekali ocehan gak jelas dariteman-
teman saya, tentang gimana mereka bertahan kalau diserang. Dengan hormat
terhadap kaum feminis, dan pemerhatikemanusiaan, perkelahian itutidak
mengenal belas kasihan, perkelahianitu bukan kompetisi dengansegala
aturan.
Perkelahian adalah dimana makluk mengeluarkan insting dasar
mereka untuk bertahan hidup, tidak ada lg batas halal atau haram,mereka
akan mengoptimalkan seluruh potensi dirinya, untuk selamat.Bukan
semata baku hantam bogem mentah, atau saling mengunci satu
sama lain.Bayangkan sebuah tusuk gigi pun bisa melukai atau membunuh
orang bila ditancapkan di mata atau bagian tubuh yang lunak.
Itulah perumpamaan gue, tentang tidak terbatasnya bentuk cara melawan.
Melihat segala situasi dan kondisi dan memanfaatkannya 100% demi kemenangan dan nyawa. Tidak ada benar atau salah, tidak ada
curang atau jujur, tidak ada pengecut atau pemberani. Bahkan menjadi
cukup berani untuk jadi seorang pengecut demi menyelamatkan pantat(nyawa)
kitayangberharga.
Saya pernah
mendengar bahwa manusia yang diberi talenta untuk berlidah tajam, akan
menyerang dengan kata- kata pedasnya, lalu mereka berharap bahwa orang lain
akan takluk setelah itu. Dengan hormat,kepada semua orang yang merasa
bacotnyadapat menaklukkan orang cuma karena orang yang dibacotin tidak
membalas,faktanya kata- kata hanyaakan melukai emosional. Apapun sumpah
serapahyang diberikan, tidak akan merubah status apapun. Mereka yang
berlidah tajam akan mudah ditaklukkan dan dibunuh, seperti rezim
membungkam parademonstran.Karena pada dasarnya mereka membatasi
instrumen bertahan dirinya, dan merasa orang yang bungkam tidak mampu
mencelakakan mereka.Percayalah,saat tidak ada batasan hukum yang bisa
melindungi kalian orang- orang berlidah tajam, maka kalian tak lebih dari
krim yang dengan mudah dihancurkan. Jangan dorong orang ke titik itu.
Seorang dapat
dengan mudah, dengan sombongnya menyuguhkan bentuk- bentuk
indah dari beladiri, tp tanpa kejujuran, dan keefektifan, semua
hanyalah omongkosong. Efektif dan jujur dalam bergerak, jangan
berlebihan,janganterburu- buru, jangan aneh- aneh, selesaikan
secepatnya, jangan membuatterlalu banyak bunga, ini bukan kontes
keindahan. Bukan lg benar atau salah, tapi tepat atau tidak tepat. Lihat
siapa musuhnya, dantaklukkandengan segala cara.
Mengapa beladiri
itu bukan kompetisi? karenatidak ada kejujuran dalamkompetisi, pada
satu titik beladiri harus mematikan lawan dengan caraapapun juga. Dengan
kompetisi dan aturan,inti sari dari mengoptimalkan segala kemampuan
menjadi hilang. Apakah mungkin untuk melakukan aksi menggigit bila sudah
dalam posisi terkuncidalam kompetisi, atau menusuk mata dan hal lain yang
sifatnya mematikan dalam sebuah iklim perlombaan ?
Orangyang
hidup dalam jalanbeladiri mengerti bahwa mereka tidak boleh, tidakbisa
dan tidak akanpernah membuka celah untuk serangan pada dirinya.Mereka
secara rutin akan selalu memeriksa dirinya dan mencobameningkatkan
kefektifandirinya. Mereka tidak akan memancing sebuahpermusuhan, karena
mengertibahwa hal kecil akan bisa berkembang menjadibesar, sehingga
berpeluanguntuk menjadi maut untuk dirinya. Merekatidak berteman,
tidakberistri, tidak berhubungan dengan individu lainselain dirinya
dantidak menciptakan keterikatan pada apapun, karenasadar bahwa
setiapikatan dapat mencelakakan orang lain maupun dirinya.Sebagai
contoh,mungkinkah seratus persen mengoptimalkan pertahanandiri, saat
pikiranterpecah antara melindungi diri, atau melindungi yangdisayangi.
Hidup di jalan beladiri berarti 100% mengabdikan diri, segenap jiwa dan raga pada jalan ini. Seumur hidup mengasah diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar